Flight ke Sorong, Semakin Dekat ke Raja Ampat

Posted on at


Setelah tiket berada di tangan perasaan sedikit lega, karena kepastian untuk berlibur natal dan tahun baru di Sorong bersama keluarga disana sudah pasti, hanya tinggal menunggu keberangkatannya saja. Papa sudah mengabari keluarga disana untuk menjemput di bandara sekitar jam 4 sore disana, karena perhitungan penerbangan yang akan ditempuh dari Manado-Sorong ±45 menit, jadi kumungkinan akan tiba jam segitu karena beda selisih waktu 1 jam Manado dan Sorong.

Besoknya, sekitar jam 8 pagi kami sekeluarga sudah bersiap untuk berangkat ke bandara Sam Ratulangi dari Tomohon. Semua barang sudah diatur rapi dalam koper, hanya satu yang kurang yaitu; oleh-oleh atau ‘buah tangan’ yang khas dari Sulawesi Utara, ‘Cap Tikus’ (minuman alkohol). Biasanya kami membawa minuman ini sebagai oleh-oleh untuk keluarga disana. Namun, karena buru-buru berangkatnya, kami memutuskan tidak membawanya, nanti siapa tau papa bisa membawanya.

Tips dari saya: “Jika ingin membawa ‘Cap Tikus’ sebagai oleh-oleh dari Manado, bawalah di botol 1,5 liter air minum kemasan.  Jangan lupa ditutup rapat dan dibungkus dengan selotip, kemudian taruh di dalam tas jinjing (di bandara banyak yang jual) atau tas dukung. Agar terlihat seperti air minum biasa, yang akan diminum di atas pesawat nantinya.”

Tepat jam 9 pagi kami berangkat dengan mobil menuju bandara. Kami berangkat lebih awal karena mengingat flight papa ke Malang jam 12 siang nanti, takut terjebak macet dan lain hal, sebab perjalanan menuju bandara dari Tomohon ditempuh ± 1 jam.

Di perjalanan menuju bandara, pada saat melewati Tinoor kami melihat banyak sekali yang menjual oleh-oleh berupa dodol khas Minahasa. Kami pun berhenti untuk membeli beberapa sebagai gantinya. Cukup murah, dengan uang Rp.50.000,- kami mendapatkan satu kantong besar dodol dengan isi sekitar 60 biji.

Sesampainya di bandara sekitar jam 11 lewat, papa langsung bergegas untuk check-in duluan, takut keburu ditutup. Namun, apa yang terjadi, ternyata pesawatnya delay 1 jam dan akan diberangkatkan tepat jam 1 siang. Yah... kebiasaan penerbangan di Indonesia memang sudah seperti ini.

 

Tidak menunggu begitu lama counter untuk penerbangan Merpati ke Sorong pun sudah dibuka. Saya langsung check-in, agar barang bawaan yang akan dimasukkan dalam bagasi pesawat, tidak perlu lagi dibawa-bawa dan langsung dimasukkan dalam pesawat.

Berhubung tadi berangkat dari Tomohon tadi kami tidak sarapan, sembari menunggu kami makan di restoran siap saji lantai 2 bandara. Asik makan dan mengobrol, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 WITA, setengah jam lagi pesawat akan berangkat. Sudah terdengar panggilan untuk para penumpang Merpati menuju Sorong untuk masuk ke ruang tunggu. Saya pun bersama kakak dan kedua anaknya bergegas menuju ruang tunggu Gate 3.

Sesampainya di ruang tunggu, kami duduk dengan view menghadap ke landasan pesawat. Tiba-tiba keponakan saya bertanya dengan polosnya ke mamanya:

Carol:”Ma, ini sudah di dalam pesawat?”

Saya:”Iya, ini sudah di dalam pesawat, duduk diam dan tenang!” jawab saya dengan tegas, sembari menahan tawa.

Seketika dia pun duduk dengan polosnya sambil penasaran bagaimana sih naik pesawat. Maklum dia belum pernah merasakan yang sebenarnya naik pesawat, karena dulu dia juga masih bayi 6 bulan saat pertama dan terakhir kalinya dia naik pesawat.

Tak sampai 5 menit menunggu di ruang tunggu, kami sudah dipersilahkan untuk menaiki pesawat. Karena kita bertiga saya menyuruh keponakan saya yang duduk dekat jendela pesawat. Dia langsung duduk sambil melihat pemandangan pesawat-pesawat yang parkir di sekitar bandara. Tiba-tiba dia berkata:

Carol:”Ma, bukain jendelanya dong biar aku liatnya bisa lebih jelas...”

Saya dan mamanya hanya saling menatap sambil menahan ketawa, dia pikir ini seperti naik mobil yang jendelanya bisa dibuka-buka.

Pramugari sudah mulai mengarahkan panduan keselamatan di atas pesawat, saya langsung mengencangkan sabuk pengaman, dan bersiap untuk terbang ke Sorong. 


TAGS:


About the author

160