Menginjakkan Kaki di Bumi Cendrawasih (lagi)

Posted on at


Tak terasa penerbangan selama 30 menit begitu cepat berlalu karena saya terlelap ketiduran. Saya tiba-tiba sadar bangun dari lelapnya tidur, mendengar dari depan kabin pesawat seorang pramugari mengabarkan lewat pengeras suara, bahwa 15 menit lagi kita akan mendarat di bandara Dominiue Edward Osok, Sorong.

Saya menengok ke jendela pesawat, di bawah sana sudah terlihat gugusan pulau-pulau indah nan memukau. Iya... tidak lain dan tidak bukan itulah pulau-pulau Raja Ampat.

Terlihat beberapa penumpang juga yang duduk di bagian dekat jendela sampai terkagum-kagum melihat keindahan pulau-pulau Raja Ampat dari balik jendela pesawat. Terlihat ia mengobrol dengan temen di sampingnya membahas keindahan yang jarang mereka lihat dibawah sana. Hingga tiba saatnya pesawat semakin dekat untuk landing, pramugari pun sudah mengisyaratkan untuk semua penumpang kembali duduk di kursinya masing-masing dan mengencangkan sabuk pengaman.

Mulai terlihat perlahan tapi pasti pesawat mulai turun. Hingga akhirnya pesawat landing dengan sempurna. Saya menunggu hingga penumpang turun sebagian, karena saya tidak suka berdesak-desakan, hanya untuk turun dari pesawat. Toh... kalo dipikir-pikir tidak mungkin juga, saya akan terbawa pesawat ke Bandara lain, ini kan bukan naik angkot atau kapal laut.

Setelah terlihat cukup lengang untuk turun dari pesawat, saya berdiri untuk mengambil barang bawaan yag tadi ditaruh, di kabin bagian atas. Perlahan kami turun dari pesawat dan diangkut dengan bus bandara untuk dibawa ke terminal kedatangan penumpang. Karena infrastruktur di bandara Sorong tidak sebagus bandara lainnya yang memiliki fasilitas memadai.

Mendekati terminal sudah terlihat ipar saya, beserta keluarga di Sorong sudah menanti kedatangan kami di terminal. Peluk dan cium diberikan keluarga untuk menyambut kami yang sudah lama tidak datang ke Sorong. Ada kurang lebih 4 tahun saya tidak pulang untuk berlibur natal dan tahun baru di Sorong.

Tips dari saya:“Jika anda ingin langsung ke Raja Ampat, carilah flight yang tiba di Sorong pagi hari atau sebelum siang jam 1 siang, karena ada kapal cepat yang tiap hari beroperasi menuju Waisai, Raja Ampat. Jadwal keberangkatan ada yang jam 9 pagi dan jam 2 siang. Jadi, anda tidak perlu menyewa hotel di Sorong untuk bermalam.”

Setelah barang bagasi diambil, kami pun naik ke mobil untuk menuju ke rumah salah satu keluarga kami di Tanjung Kasuari. Saya mengambil posisi duduk di depan, tepat di samping sopir. Saya ingin melihat keindahan kota Sorong di sore hari yang sudah lama tidak saya lihat. Namun perjalanan menikmati keindahan kota Sorong agar terganggu, setelah memasuki daerah Tampa Garam, karena infrastruktur jalan yang rusak parah akibat sering dilewati truk-truk perusahaan galian batu dan tanah. Terlihat genangan air bercampur lumpur seperti kolam.

Saya bingung dengan pemerintah disana yang terus memberikan ijin untuk perusahaan terus beroperasi, kenapa tidak memberi teguran kepada perusahaan untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang dilalui mobil perusahaannya atau membangun jalan perusaahan.

Tapi yah sudahlah... bukan kepentingan saya untuk mengurusi hal tersebut. Jalanan mulai membaik ketika kami memasuki kelurahan Tanjung Kasuari, jalanan disana sudah dibeton rata sehingga untuk aktifitas kendaran lebih nyaman.

Tak terasa ± 45 menit perjalanan kami sudah tiba di rumah, di Tanjung Kasuari. Kebetulan rumah keluarga kami disini berdekatan dengan pantai kira-kira sekitar 20 meter dari pinggir pantai. Deru ombak pun bisa terdengar hingga ke telinga.

Sembari menunggu kopi dan pisang yang masih digoreng, saya berjalan menyusuri rumah-rumah di sekitar menuju ke pantai, maklum sudah lama saya tidak ke pantai. Tidak salah lagi, saya langsung disuguhi pemandangan sunset yang begitu indah dari pinggir pantai. Segera saya mengambil smartphone untuk mengabadikan momen yang begitu indah ini dan dikirimkan ke beberapa teman saya agar mereka juga bisa menikmatinya walau hanya lewat gambar dan video.

Matahari sudah mulai terbenam, saya pun kembali ke rumah untuk menikmati suguhan kopi dan pisang goreng, sambil bercengkrama dengan keluarga. Kami berbagi cerita, melepas rindu karena sudah lama tak berjumpa.


TAGS:


About the author

160