Rakyat adalah kita

Posted on at


Rakyat adalah kita. Kita siapa? Jaman dulu ‘kita’ itu merk pil. Pil Kita. Kenapa pil itu tidak memakai nama ‘Kami’? Karena ‘kami’ sudah dipakai nama kesatuan aksi mahasiswa pada tahun 1966.
Padahal, mana ada sekarang mahasiswa dalam kesaktuan aksi? Sekarang yang ada kesatuan selfi. Aksi sendiri-sendiri, atau paling banter 4-5 orang. Bukan aksi mahasiswa, apalagi massa. Karena yang ada tinggal massa mengapung dan mengambang. Mengambang pemandangan alam, bersama Pak Tino Sidin.
Tetapi rakyat yang bagaimana? Karena ternyata ada banyak kategori. Ada rakyat jelata, tapi tak ada rakyat non jelata. Kalau jelalatan, mah, banyak. Padahal kalau agama mengenal kata ‘non’, misal agama non-muslim. Padahal non adalah panggilan untuk perempuan belum bersuami. Kalau perempuan sudah bersuami kita panggil seenak-enak jidat kita, panteslah kalau suaminya marah.Dalam idiom bahasa kita ada sebutan ‘rakyat kecil’, tapi jarang ada disebut rakyat besar. Kalau rakyat bertubuh gendut alias ndut, mungkin ada. Sebaliknya, kenapa ada sebutan rekening gendut, namun tak ada sebutan rekening kurus? Bukankah lebih elok dengan sebutan rekening slimpty, daripada dibilang gembrot gara-gara gagal diet? Setidaknya ada yang bisa dibanggakan, sebagai rakyat bertubuh ndut tapi berekening slimpty!
Bahasa kita memang sering aneh dan tak konsisten. Ada juga istilah rakyat kebanyakan. Kebanyakan apa? Kebanyakan duit, atau kebanyakan makan? Sementara yang kita tahu, rakyat kebanyakan biasanya miskin. Menurut data BPS, 70% penduduk Indonesia miskin. Kenapa untuk mereka tidak disebut sebagai rakyat kesedikitan? Apa alasan menyebut rakyat kebanyakan? Kebanyakan utang? Atau kebanyakan penderitaan? Yang jelas, dong!Sementara rakyat biasa, emangnya ada rakyat luar biasa, istimewa, atau tidak biasa? Mentang-mentang ada istilah Sekolah Luar Biasa.Yang kita tahu, rakyat biasa itu biasanya tidak pakai telor. Kalau pakai telor disebut istimewa. Coba tanyakan pada tukang martabak, kenapa demikian. Palingan jawabnya karena harga telor membubung tinggi. Tak pernah membubung rendah.Apakah Menko Tedjo itu manusia biasa? Luar biasa? Atau bodoh? Kalau beliau rakyat luar biasa apakah sekolahnya di SLB? Ssst, jangan kenceng-kenceng. Menkopolkam yang mengatakan rakyat nggak jelas; Apakah maksudnya ada rakyat yang jelas? Yang seperti apa yang nggak jelas dan jelas itu?Atau yang nggak jelas artinya berstatus jomblo? Pakai pseudo-name untuk akun fesbuknya? Tak ada penjelasan dari menko yang tak jelas kualitasnya itu. Beliau sendiri enggan menjelaskan, yang dimaksudkan nggak jelas itu apa. Hingga masalahnya pun tetap tidak jelas. Karena jelas-jelas tak ada penjelasan

.



About the author

dhelia

just call me Dhelia , whatever where you are , i'm coming for you

Subscribe 0
160