SURAT-SURAT KARTINI

Posted on at


Pendidikan ialah mendidik budi dan jiwa, kewajiban seorang pendidik belumlah selesai jika ia hanya baru mencerdaskan pikiran saja; bahwa tahu adat dan bahasa serta cerdas pikiran belumlah lagi jaminan orang hidup sesuai adat dan mempunyai budi pekerti…”

“Kecerdasan otak saja tidak berarti segala-galanya. Harus ada kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat hubungan dengan yang lain untuk mengantarkan ke arah yang ditujunya. Di samping otak, juga hati harus dibimbing, kalau tidak demikian peradaban hanya tinggal permukaan….”

“Jika mendidik anak, haruslah juga diusahakan mendidik watak, yakni yang terutama haruslah diusahakan ialah memperkukuh rasa kemauan anak yang dididik itu. Rasa kemauan itu wajiblah dibesar-besarkan oleh pendidikan, terus dan terus ….”

“Dengan pendidikan yang bebas itu, bukanlah sekali-kali maksud kami akan menjadikan orang Jawa itu orang Belanda, melainkan cita-cita kami ialah memberikan kepada mereka jua, sifat-sifat yang bagus yang ada pada bangsa-bangsa lain, akan jadi penambah sifat-sifat yang sudah ada padanya, bukanlah akan menghilangkan sifat-sifat sendiri itu, melainkan akan memperbaiki dan memperbagusnya!”

“Pemerintah tiada akan sanggup mengediakan nasi di piring bagi segala orang Jawa (konteks surat ini ditulis pada tahun 1902 ketika gagasan tentang nation bernama Indonesia belum muncul, SW), akan dimakannya, tetapi pemerintah dapat memberikan daya upaya, supaya orang Jawa itu dapat mencapai tempat makanan itu. Daya upaya itu ialah pengajaran”.

“… memberi kesempatan kepada anak bangsa Jawa laki-laki dan perempuan, untuk mencari kepandaian agar mereka mampu membawa tanah air dan bangsanya ke arah perkembangan jiwa, ke arah kecerdasan pikiran serta kemakmuran dan kesejahteraan”.

"Alangkah baik keadaannya internaat bagi anak-anak bangsawan itu bukan? Seni, ilmu pengetahuan, memasak, mengurus rumah tangga, ilmu kesehatan, dan lagi pengajaran vak akan dan harus diajarkan!"

"Mereka belajar menulis, membaca, menjahit, merenda, memasak dan sebagainya. Mereka itu tiada kami ajar menurut cara yang biasa di sekolah, melainkan sebagimana kesukaran anak-anak Jawa belajar sepanjang pikiran kami".

“Dari semenjak dahulu kemajuan perempuan itu menjadi pasal yang amat penting dalam usaha memajukan bangsa. Kecerdasan pikiran penduduk pribumi tiada akan maju dengan pesatnya, bila perempuan itu ketinggalan dalam usaha itu. Perempuan jadi pembawa peradaban.”

“Sesungguhnya, ibu-ibu mudalah yang mungkin sebanyak-banyaknya dapat berjasa melenyapkan sekaliannya itu…, laki-laki dan perempuan, akan aku ajar, supaya menghargai dan pandang memandang sama rata, makhluk yang sama, dan didikannya akan aku samakan benar; yakni tentu saja masing-masing menurut kodrat kecakapannya”.

selamat hari kartini



About the author

dhelia

just call me Dhelia , whatever where you are , i'm coming for you

Subscribe 0
160