12 Jam, Gunung Slamet Lontarkan Lava 137 Kali

Posted on at


KAMIS, 11 SEPTEMBER 2014 | 11:23 WIB
12 Jam, Gunung Slamet Lontarkan Lava 137 Kali

12 Jam, Gunung Slamet Lontarkan Lava 137 Kali
Gunung Slamet mengeluarkan asap hitam dan letusan terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, 13 Agustus 2014. ANTARA/Oky Lukmansyah


Berita Terkait
Gunung Slamet 'Batuk', Warga Purwokerto Begadang
Gerimis Abu dan Pasir Hitam Guyur Tegal dan Brebes
Babi Hutan Mulai Terlihat Turun ke Lereng Slamet
Batas Garis Imajiner Tiga Candi di Yogya, Hilang
Buruh Jateng Tolak Pedoman Susunan UMK
Foto Terkait
Jembatan Penghubung Ambles, Jalur Pantura Lumpuh Total
Jembatan Penghubung Ambles, Jalur Pantura Lumpuh Total
Topik
#Gunung Slamet
#Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Pemalang - Gunung Slamet melontarkan lava pijar 137 kali selama 12 jam sejak Rabu pukul 18.00, 10 September 2014, hingga Kamis pukul 06.00, 11 September 2014. Ketinggian lava mencapai 700 meter dari puncak kawah. Sebelumnya, ketinggian lontaran lava Gunung Slamet maksimal hanya sekitar 500 meter.

Kendati demikian, status gunung tertinggi di Jawa Tengah itu masih siaga atau dua level di atas normal. Ketua Pos Pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sudrajat, mengatakan, dari pantauan pada Rabu pukul 18.00 sampai 00.00, lontaran lava pijar tercatat sebanyak 58 kali dengan ketinggian 100-600 meter.

"Pada Kamis pukul 00.00 sampai 06.00, lontaran lava pijar sebanyak 79 kali dengan ketinggian sekitar 100-700 meter," kata Sudrajat pada Kamis pagi. Masih tingginya aktivitas vulkanis gunung berketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu juga tercatat dari banyaknya sinar api. (Lihat:Gunung Slamet 'Batuk', Warga Purwokerto Begadang)

Pada Rabu pukul 18.00 sampai 00.00, sinar api tampak 75 kali dengan ketinggian 200-900 meter. "Kalau sinar api itu belum tentu ada lontaran lava pijarnya," ujar Sudrajat. Selain dari pantauan secara visual, tingginya aktivitas vulkanis Gunung Slamet juga terekam dalam seismograf.

Sejak Rabu pukul 18.00 sampai Kamis pukul 06.00, seismograf mencatat gempa letusan sebanyak 136 kali dan gempa embusan 89 kali. Adapun dentuman terdengar 74 kali dan gemuruh 34 kali.

Dari pantauan Tempo hingga pukul 10.00, dentuman dan gemuruh sesekali menggetarkan kaca Pos Pengamatan Gambuhan yang berjarak sekitar 9,5 kilometer di utara puncak Gunung Slamet.

Mengenai banyaknya informasi ihwal mulai turunnya hewan-hewan dari hutan di lereng Gunung Slamet hingga mencapai wilayah perkebunan warga, Sudrajat mengaku belum bisa memastikan kebenarannya. "Kami dapat banyak kabar dari warga. Tapi hal itu tidak masuk dalam laporan pantauan aktivitas vulkanis kami," kata Sudrajat.

Sebelumnya, Kepala Desa Begawat, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Makmun, mengatakan ada seorang pencari rumput, Rudi, 25 tahun, yang melihat dua babi hutan di kebun teh di perbatasan antara Desa Begawat dan Dukuh Benda pada Selasa lalu. "Kebetulan kebun teh itu dikelola ayah saya. Jadi dia (Rudi) laporan ke saya," kata Makmun pada Rabu petang (lihat: Purwokerto Diguyur Hujan Abu Gunung Slamet)

Menurut warga Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Muslih, 31 tahun, memantau pergerakan hewan dari hutan merupakan salah satu kearifan lokal warga lereng Gunung Slamet untuk menakar kadar bahaya. "Belum ada hewan turun sampai permukiman. Berarti aktivitas Gunung Slamet masih aman," kata Muslih.


About the author

stresmen

mbuh sapa

Subscribe 0
160